Batas Wilayah Prabumulih-Muara Enim Alami Pergesaran Signifikan - BERANTAS SUMSEL

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 28 Juli 2019

Batas Wilayah Prabumulih-Muara Enim Alami Pergesaran Signifikan


PRABUMULIH, BS.COM - Forum Koalisi Masyarakat Gunung Kemala (KMGK) Kelurahan Gunung Kemala, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih Sumatera Selatan kembali menemukan patok tapal batas yang dibangun puluhan tahun lalu. 

Dimana mereka meyakini batas wilayah Prabumulih dengan Muara Enim berada di wilayah RT 01, RW 04 Borpit Kelurahan Gunung Kemala, Minggu (28/7).

Lokasi penemuan patok tapal batas tersebut ditemukan tak jauh dari pemukiman warga sekitar  100 meter dari jalan raya Gunung Kemala. Ditemukannya patok tersebut meyakinkan kalau wilayah Prabumulih telah mengalami pergeseran yang sangat signifikan setiap tahunnya.
“Patok ini dipasang sebagai tanda perbatasan Kota Prabumulih dan merupakan Patok Lebung Kure” ungkap Mat Yunus ketua KMGK saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (28/7/2019).

Dirinya menambahkan jika patok tapal batas lebung kure yang ditemukan tersebut memiliki arti. Yakni Tiga Serumpun atau dengan kata lain daerah tersebut dihuni oleh tiga marga/suku seperti Marga Rambang, Marga Belida dan Marga Lematang
“Tiga marga itu maksudnya Payuputat (Lematang), Tanjung Telang (Belida) dan Gunung Kemala (Rambang) yang berbatasan dalam satu titik atau daerah yang hingga kini hidup rukun dan berdampingan," ungakapnya.

Diketahui menurut informasi mantan Kepala Desa Gunung Kemala Mat Sali jika beberapa patok tapal batas Prabumulih juga terdapat di dalam wilayah Tambang Batubara PT GHEMMI Desa Gunung Raja yang saat ini sudah hilang karena penambangan batubara.

Sementara itu, Asurman warga setempat mengatakan jika saat ini warga Gunung Kemala telah meminta pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemkot Prabumulih untuk mengkaji ulang (revisi) penegasan tapal batas yang diklaim pihak Muara Enim bersentuhan langsung dengan tambang batubara.
“Kita masih menunggu Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa  (PPB ) untuk menyelesaikan persoalan tapal batas ini dari Provinsi Sumatera Selatan dan Pemkot Prabumulih  untuk meninjau kembali wilayah tapal batas yang saat ini menjadi polemik di masyarakat. Jika dibiarkan wilayah Prabumulih akan habis oleh pertambangan," tegasnya. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here