MURATARA, BS.COM - Kabar burung yang beredar di masyarakat Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (30/5), malam tadi, terjadi insiden tragis seorang warga atau pekerja tambang emas ilegal meninggal dunia di tempat saat berada dilokasi kejadian.
Nah, menelusuri kebenaran informasi atau insiden tragis terkait disampaikan warga tersebut. Media ini meminta konfirmasi dengan berbagai pihak. Seperti warga, kepala desa, camat, bhabinkamtibmas, dan bhabinsa setempat.
Diceritakan salah satu warga, saat kejadian Jumat, (30/5), malam, sekitar pukul 21.30 WIB, begitu operator alat berat/excavator sudah mengambil material mas dilokasi, korban turun ke dalam galaian tanah dilokasi tambang, dan tiba-tiba tanah tersebut longsor.
Kemudian, diakuinya, masyarakat yang berada dilokasi tambang sontak saja melakukan pencarian korban tertimbun tanah longsor dilokasi kejadian, dengan menggunakan peralatan, dan sebuah alat berat tersebut.
"Tak lama kemudian, korban pun ditemukan dalam keadaan meninggal tak bernyawa lagi," jelas pria berinisial A atau saksi dilokasi kejadian yang enggan disebutkan namanya itu.
Selanjutnya, kata dia, korban dievaluasi malam itu juga dari lokasi tambang di wilayah Napal Licin memakai perahu (ketek) sampai ke Desa Napal Licin itu sendiri. Lalu, korban dibawa mobil langsung ke rumah duka Desa Kuto Tanjung bersama keluarga tercinta, masyarakat, dan pemerintah setempat.
Ia menambahkan, keesokan harinya, Sabtu, (31/05/2025), sekitar pukul 11.30 WIB. Korban 42 tahun berjenis laki-laki tersebut pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kuto Tanjung, Kecamatan Ulu Rawas oleh keluarga bersama masyarakat.
Kepala Desa (Kades) Kuto Tanjung, Ahmad Syukri saat dimintai keterangan terkait prihal seorang warganya meninggal dunia akibat aktivitas tambang ilegal tersebut menjelaskan, ia telah mendapati informasi berita duka langsung dari pihak ahli musibah.
"Nah, kalau ada yang bertanya terkait hal ini. Silakan saja hubungi pihak keluarga musibah. Itu pesan mereka (pihak, red) keluarga kepada saya," ungkapnya.
Camat Ulu Rawas mengungkapkan, menyangkut permasalahan ini, juga diri akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kepala Desa Kuto Tanjung.
"Mengingatkan saya lagi di tempat acara warga kita," cetus dia.
Sementara itu, Kapolpos/Bhabinkamtibmas Desa Kuto Tanjung dikonfirmasi terkait peristwa dialami warga binaan itu. Ia mengakui sedang berada diluar kota dan sekarang baru tiba di Kota Lubuk Linggau.
"Terima kasih atas informasinya. Saya tidak bisa datang ke lokasi. Karena ada kegiatan diluar. Nanti, beritanya tolong kirimkan ke saya, pak wartawan," cetus Babinsa Kuto Tanjung Bayu AG.
Sedangkan pihak ahli musibah, yakni Arip, dikonfirmasi, Sabtu, (31/5/2025) menyebutkan, ia tak menampik saat ini berduka atas meninggal seorang keluarga yang merupakan tulang punggung keluarga mereka.
"Cukup ya, jangan dipermasalahkan lagi," singkatnya.
Pantauan media ini dilapangan, sejak beroperasinya tambang mas ilegal (PETI) Mining sekitar tiga bulan terakhir di Kecamatan Ulu Rawas, khususnya di Desa Napal Lacin banyak dampak merugikan masyarakat. Mulai dari tercemari Sungai Rawas, rumah warga retak, dan terakhir, tadi malam aktivitas tambang tersebut menelan seorang korban jiwa hingga meninggal dunia. Warga pun menilai, entah sampai kapan permasalahan serius dikeluhkan masyarakat bisa berakhir dengan baik oleh pemerintah daerah serta pihak-pihak bertanggung jawab lain sebagainya. (Man)
Posting Komentar
0Komentar