Lima Rumah Warga Retak-retak Imbas Bangunan Proyek Pengamanan Sungai

Redaksi BS
By -
0



MURATARA, BS.COM - Warga Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan, khususnya berdomisili di lingkungan Rukun Tetangga (RT) 06, kini landa kebingungan.


Pasalnya, sejumlah warga tersebut mengeluhkan rumahnya retak-retak imbas dari sebuah pembangunan proyek Rekontsruksi Bangunan Pengaman Sungai  Lainnya, Desa Lawang Agung, Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit dengan lokasi Kecamatan Rupit, dikerjakan CV Djampur Raya selama 180 Hari ke depan dari Anggaran Pemerintah Belanja Daerah (APBD) Muratara Tahun 2025 melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebesar Rp 12,849 Miliar.

"Sejauh ini ada lima rumah warga kita mengalami retak-retak dampak pembangunan proyek ini. Kita berharap titik nol awal jangan dirubah dan kami minta pertanggung jawaban dari pihak perusahaan. Nah, terkait hal ini kalau belum ada perjanjian hitam di atas putih, kemungkinan bangunan proyek itu belum bisa dilanjutkan. Ditakutnya nanti proyek ini kelar, penggantian belum ada, bukti pun tidak ada, kemana masyarakat kita terdampak harus mengadu atas permasalahan ini," ujar Ketua RT 6, Cendra, ketika dibincangi media ini, Rabu, (17/9/2025), tadi pagi. 


Selain itu, proyek Rekontsruksi Bangunan Pengaman Sungai Lainnya Desa Lawang Agung, Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupatan Musi Rawas Utara diduga adanya unsur guna mengelabui warga.

"Kita warga menilai lokasi proyek bangunan ini tidak singkron letaknya. Artinya, pembangunannya di Kelurahan Muara Rupit, sedangkan dilihat di papan plangnya bertempat Desa Lawang Agung," ungkap Muhammad Betan, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Dewan Kordinasi Cabang (LSM DKC) Garda Prabowo (GP) Muratara didampingi keempat anggotanya.


Sementara itu, Camat Rupit, yakni Febri Mashudi Pranata SE, saat dikonfirmasi media ini tak menampik sebuah pembangunan proyek di wilayahnya tersebut sudah berjalan beberapa hari lalu. Terlebih lagi sebut dia, menyangkut seluruh laporan masyarakat yang masuk tersebut ditampungkannya.

"Nah, laporan-laporan masuk sudah saya sampaikan kepada kontraktor maupun kepala dinas yang melakukan pekerjaan itu," jelasnya.

"Setelah kami diskusi, nanti dampak dari pekerjaan tersebut yang berada di RT 6, 5 dan 4 akan diperbaiki pihak kontraktor," tambahnya.


Oleh karena itulah, lanjutnya, diharapkan kepada masyarakat terdampak untuk menyikapi persoalan ini dengan kepala dingin.

"Kami minta warga bersabar. Sebagai pimpinan wilayah baik camat maupun lurah agar percaya kepada pemerintah, kami tidak tinggal diam jika seandainya terdapat masyarakat terzolimi. Yakin dan percayalah, pasti kami paling depan untuk warga," tegas camat.


Pantau media ini di lapangan, terlihat tak ada aktivitas pekerja terkait proyek rekontruksi bangunan pengaman sungai yang telah dikerjakan sekitar seminggu lalu oleh pihak pemenang tender tersebut. Hanya terlihat terdapat sebuah tembok penahan sungai kini sudah pecah-pecah. Entah apa penyebabnya sehingga hal tersebut sampai terjadi seperti ini. (Man)

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)