Warga Desak Bangunan RKB Dikerjakan dengan RAB

Redaksi BS
By -
0



Minta Kontraktor Transparan Soal Pengerjaan Proyek SDN Kuto Tanjung


MURATARA, BS.COM - Sekitar dua pekan terakhir progres proyek perehaban Ruangan Kelas Belajar (RKB) Sekolah Dasar Negeri (SDN) Desa Kuto Tanjung, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan dikerjakan pihak pemenang tender bangunan tersebut.


Di mana ketiga bangunan  RKB tersebut dua diantaranya sudah tegak payung, dinding sudah diplester, kusen pintu dan  kusen-kusen jendela telah terpasangi rapi oleh pekerja. Namun sangat disayangkan, masyarakat setempat meragukan terkait kualitas pembangun ruang kelas belajar tersebut.


Menurut warga, pengerjaan RKB Bantuan Pemerintah Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Tahun 2025, menelan biaya cukup pantastis, yakni Rp 1,518,688,002, Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) dilaksanakan Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) selama 150 hari kedepan, diduga dikerjakan asal-asalan saja dari pemborong bangunan itu.


Hal tersebut tampak jelas bahan material baja ringan sudah dipasangkan sebagai penyangga atap berasal dari bahan material kelas paling bawah kilowatt (KW) alias barang tiruan tasso. Selain itu dikatakan warga, kayu lama yang tiada layak pakai masih digunakan untuk atap kelas itu.

"Saya bersama masyarakat lainnya menjadi bingung dan bertanya-tanya siapa memborong proyek RKB di sekolahan ini. Kalau nama pelaksananya jelas, tapi siapa pemborong serta pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK)-nya dari mana, kita tidak tahu?," aku sumber terpercaya tersebut, ketika dibincangi media ini, Minggu, (12/10/2025).


Tak hanya itu saja, termasuk juga dalam hal pengantaran bahan material dari depot bangunan sering diantarkan pada malam hari. Itu hal, masyarakat juga tidak mengetahui persis alasan serta apa penyebabnya sampai terjadi.

"Nah, dari fakta-fakta yang ada di lapangan warga kita menduga kuat modus ini dilakukan pemborong agar bisa memuluskan niatnya agar pengerjaan bangunan itu tak sesuai rancangan anggaran belanja (RAB) ditetapkan pemerintah," keluhnya lagi.


Oleh karena itulah, lanjut pria (45) tersebut ia bersama masyarakat berharap supaya proyek bangunan dapat dikerjakan dengan kualitas sebagus mungkin berdasarkan anggaran yang ada. Dengan demikan, bangunan itu dapat bertahan lebih lama.

"Nah, kalau semacam ini dikhawatirkan nanti belum seumur jagung bangunan sudah menimbulkan tanda-tanda kerusakan. Diterjang angin kencang, misalnya," imbuhnya.


Menyangkut keluhan warga tersebut, media ini mengonfirmasi dengan kepala sekolah (kepsek) yang dimaksud. Saat disinggung soal siapa yang mendapatkan borongan proyek perehaban sejumlah RKB sekolah di bawah pimpinannya dengan nilai satu miliar lebih itu?. Dan, sekaligus desakan masyarakat transparan penggunaan anggaran pembangunan tersebut. Ia enggan berkomentar lebih banyak.

"No coment," singkat lelaki itu.


Tak berhenti sampai di situ saja demi menggali informasi lebih mendalam. Media ini mencoba bertanya kepada para pekerja terkait bahan material bangunan digunakan mereka. Salah satu pekerja menuturkan, lebih parahnya lagi dirinya sempat diprotes sang kepala sekolah agar pemasangan baja ringan rapi. Diapun menjawab, bagaimana hendak rapi jikalau bahan materialnya saja KW. Artinya, bukan merk tasso.

"Selain kualitasnya tidak bagus, bahan baja ringannya pun pula sangat tipis," geram seorang tukang bagian baja ringan yang tiada mau disebutkan namanya saat dibincangi terpisah di sela-sela bekerja tersebut. (Sugi)

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)