Oleh : Hermansyah, Berantas Sumsel
- Meraih suatu keberhasilan ataupun prestasi tiada ditentukan jarak, ruang dan waktu. Begitu juga sebaliknya dialami seorang guru SMAN Muara Kulam, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan, yang berhasil meraih juara kedua dalam lomba GTK Transformatif SMA Tahun 2025.
Di mana, prestasi gemilang juara terbaik kedua perlombaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kategori Transformatif Guru SMA Tahun 2025 Tingkat Sumsel tersebut, ialah bernama Meri Silvia MPd. Ia merupakan Guru Mata Pelajaran (Mapel) Fisika Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Muara Kualam Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Perlu diketahui, SMAN Muara Kulam tempat seorang Meri Silvia mengajar tersebut adalah sekolahan kecil terletak nomor kedua dipelosok desa paling ujung dari Kota Muara Rupit Kabupaten Muratara setelah SMAN Napal Licin.
Meskipun demikian, hal tersebut tak menyurutkan niat Meri Silvia untuk terus mengukir berbagai prestasi bagi dirinya sendiri, pegawai serta ratusan siswa tercinta baik di bidang akademik maupun non akademik.
Keberhasilan digapai Meri Selvia tersebut dengan piagam penghargaan dan uang pembinaan tentu bukan suatu kebetulan. Di mana prestasi GTK Transformatif Guru SMA diraihnya pada 4 Oktober 2025, lalu, dengan mengalahkan ratusan peserta SMA se-Sumatera Selatan tiada luput penuh perjuangan keras, ulet, disiplin dan penuh tanggung jawab. Sehingga hal tersebut tentu banyak menghabiskan tenaga, waktu dan pikiran.
Selain itu, Meri Selvia juga sekaligus Guru Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) di sekolahan itu menceritakan banyak suka dan duka hingga dirinya dinyatakan para tim penilai berhasil meraih juara kedua dalam ajang tersebut di bidang inovasi makanan berasal dari umbi-umbian dikelola menjadi khas tepung terigu itu. Meri Silvia sendiri menyebutkan dengan nama Kreasi Umbi Gadung (KrUDung). Yang di mana, tanaman gadung tersebut banyak ditemukan di daerah setempat. Namun sangat disayangkan, sebelumnya tidak dimanfaatkan warga dengan baik, mengingat umbian tersebut beracun jikalau tiada dikelola dengan baik.
Namun, berkat kerja keras lewat penelitian, dan dikelolah dengan baik lewat permentasi ia dibantu murid-murid kesayangannya. Sehingga, umbi gadung tersebut akhirnya kini dapat menjadi makanan ringan ataupun salah satu ciri khas makanan ringan di Kabupaten Muratara, khususnya di wilayah Kecamatan Ulu Rawas ini.
Sukanya, lanjut Meri begitu sapaan akrabnya, ia bangga mewakili SMA Negeri dan Swasta Kabupaten Muratara, yang sekaligus menyabet kategori juara terbaik dalam ajang ini. Dengan demikian, mengangkat citra nama sekolahan dan kabupaten tercintanya di tingkat Provinsi Sumatera Selatan.
Sedangkan dukanya ada juga, sebut perempuan berjilbab itu, sempat bingung antara meninggalkan keluarga dan tugas, apalagi saat ini dirinya dipercayakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel dalam hal ini, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) selaku Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN Muara Kualam.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan saling bahu-membahu dengan mereka (warga, red) sekolahan kita terutama dewan guru. Itu semuanya terbayar sudah dengan keberhasilan yang kita perolehkan ini," akunya, ketika dibincangi media ini, Jumat, (7/11/2025), di ruangan kerjanya.
Tetapi dengan lantaran prestasi tersebut tak membuat sekolah di bawah pimpinannya, terkhusus bagi ia sendiri janganlah berpuas diri terlebih dahulu atas juara tersebut. Justru, hal ini sebaliknya menjadi beban dan tanggung jawab berat sekolah guna terus berbenah diri dari berbagai bidang demi perkembangan dan kemajuan sekolah di bawah naungannya. Maklumlah, lanjut dia, sekolah kecil memiliki keterbatasan seperti teknologi, sarana-prasana pendukung pembelajaran tersebut harus siap terus-menurus berbenah diri, yang muaranya berharap ke depan dapat bersaing dengan SMA/SMK Sederajat di Sumsel ini.
Meri Silvia menceritakan lebih jauh, asal mula ia terinspirasi mengangkat tema kreasi kerupuk gadung diimplementasikan itu. Tentu, hal tersebut berdasarkan cerita nenek moyang terdahulu bahwa gadung merupakan makan pokok pengganti nasi disaat ekonomi keluarga terdampak krisis moniter melanda Indonesia.
Nah, untuk di daerah Ulu Rawas ini sendiri tumbuhan liar mudah dicari. Ternyata, setelah dikelola dan diteliti ilmiah, ternyata tumbuhan ini betul mengadung sianida. Terkait hal ini, secara tradisional terdapat solusi sebuah alat untuk menetralisirkan racun tersebut.
Tipsnya, umbi gadung tersebut diiris tipis- tipis, direndam sama air garam. Kemudian, setiap dua jam airnya digantikan dengan air baru. Itu, pergantian air sebanyak lima kali dalam seharinya. Lalu, rendaman tersebut dengan waktu tiga hari tiga malam berturut-turut pada air mengalir.
"Setelah proses perendaman, lalu kita jemur sampai kering seperti beras, barulah kita giling menjadi tepung gadung," ujarnya.
Ia menambahkan, sejauh ini sekolahnya sudah mendapatkan bantuan alat dari kementrian ketahanan pangan guna mengelolah gadung tersebut agar dapat dikonsumsi sekaligus menjadi daya jual bernilai ekonomis. Bantuan peralatan tersebut diantaranya; sebuah mesin belezer, mikser blender, parang, baskom serta lain sebagainya.
Dikatakan wanita berkulit kuning langsat, ramah, dan mudah tersenyum itu, berhubung di Kurikulum Merdeka terdapat Projek P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) siswa perkurikuker pada tahun ini.
"Makanya kami kembangkan di kegiatan siswa. Alhamdulillah KrUDung kita sudah mendapatkan sertifikat halal dari kementrian pada 2023, lalu," tuturnya dengan wajah sumrigah itu sambil menyebutkan dengan adanya penghargaan ini warga sekolahnya semakin giat, dan semangat lagi.
"Kami yang ada disini terutama anak-anak didik kami juga memiliki potensi luar biasa. Nantinya akan digali, diasa, sehingga menghasilkan murid-murid berprestasi lebih banyak lagi," bebernya.
Dalam waktu dekat, pihaknya bakal merombak besar-besar guru beserta pegawai sekolah dengan tujuan perubahan dan sekalian penyegaran dalam bekerja. Dengan harapan, nanti terciptlah lingkungan adaptif, edukatif, religius dan terarah. (*)


Posting Komentar
0Komentar