MURATARA, BS.COM - Kemana lagi tempat harus mengadu demi menyelesaikan keluhan warga di Kecamatan Ulu Rawas, dan Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) terkait tercemarnya Sungai Rawas akibat aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) alias ilegal.
Mengingat, terkait pencemaran Sungai Rawas belarut-larut sampai saat ini akibat proyek PETI tersebut, masyarakat telah melakukan berbagai cara terkait penolakan keras adanya aktivitas PETI berada di Kecamatan Ulu Rawas tersebut. Seperti halnya demo besar-besaran kedua kalinya hingga menutup akses Jalan Lintas Sumatera sembari membakar ban bekas sebagai bentuk protes mereka.
Namun sangat disayangkan, hal tersebut sejauh ini belum juga terlihat hilalnya berpihak dengan apa diharapkan masyarakat banyak. Meskipun, dalam aksi demo berapa waktu lalu, Bupati Musi Rawas Utara bersama Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Muratara terjun langsung menemui ribuan massa pendemo dilokasi.
Menariknya, dalam orasi tersebut bupati dan kapolres menegaskan, setiap mobil tangki biru yang membawakan minyak solar ke Kecamatan Ulu Rawas untuk diawasi sekaligus bersama-sama distopkan oleh warga.
Tak cukup sampai disitu saja, terkait bersikeras menghentikan aktivitas PETI oleh oknum-oknum tiada bertanggung jawab tersebut. Bupati Muratara diwakili Wakil Bupati (Wabup), H Junius Wahyudi pimpin langsung terkait pembentukan Tim Satuan Petugas (Satgas) PETI tersebut. Dengan mendirikan pos penjagaan yang berada di daerah Desa Sukomoro.
Meskipun demikian, kini harapan masyarakat di daerah dua kecamatan tersebut pupuslah sudah. Dijelaskan warga, fungsi dan tugas Satgas PETI dibentuk tersebut tak berjalan dengan apa diharapkan mereka.
Terbukti, kemarin warga menyetopkan sebuah Truk Colt Diesel Kuning Nomor Polisi (Nopol) BG 8136 S mengangkut tiga tedmon berisikan bio solar ditumpangi tiga orang sopir, yang hendak mengantarkan pesanan minyak tersebut ke Ulu Rawas. Tiba-tiba diperjalanan di Desa Sungai Baung, Kecamatan Rawas Ulu, Rabu, (30/7/2025), malam, mobil tersebut diberhentikan paksa ratusan masyarakat setempat.
"Saya dari maur pak. Kami cuma ngatarkan minyak untuk alat yang lagi kerja seteking lahan sawit salah satu kades. Kalau bapak-bapak tidak percaya, ayo iringi kami," ungkap salah satu sopir truk tersebut saat dimintai keterangan oleh warga tadi malam.
Kericuhan warga dengan sopir truk tersebut semakin memanas, lanjut dia, sopir diamankan warga bersama petugas Pol PP dengan diserahkan ke Polres Muratara. Namun sebelumnya, mobil tersebut disopiri Padil warga Surulangun Semberang bersama ratusan warga dibawa ke lapangan Bola Kaki Pasar Surulangun. Lalu, mobil tersebut diambil alih petugas danramil bersama Ketua Satgas PETI yang selanjutnya untuk diproses dan ditindaklanjutnya.
Hasil mediasi antara warga, satgas dan anggota polsek itu. Mereka sepakat keberadaan mobil dilokasi tersebut paling lambat pada Selasa pekan depan.
"Untuk keamanan mobil ini saya yang menjamin sampai hari selasa nanti. Dan, meminta kepada pihak kepolisian tolong diproses secepatnya sesuai apa diharapkan masyarakat. Nah, jikalau lewat hari selasa, jangan salahkan saya, atau warga lainnya bila terjadi apap-apa dengan mobil tersebut," ancam Padil.
"Setiap truk membawa solar ke Ulu Rawas harus kami berhentikan sesuai apa diperintahkan kapolres sama bupati kemarin. Tidak lain tujuan kami disini cuma meminta sungai rawas ini jernih kembali. Selain itu, juga sekaligus alat berat tambang ilegal itu haruslah betul-betul dikeluarkan dari Ulu Rawas," keluhnya bersama warga lainnya.
"Apalagi, kami (masyarakat, red) biasa sejak adanya kejadian ini tidak percaya lagi dengan apa-apa disampaikan aparat penegak hukum (APH) yang ada," tambah dia.
Terkait permasalahan tersebut, pihaknya akan briefing guna menyampaikan apa yang harus dilakukan. Namun terpenting dari semua itu, diakui Sumesdi Ketua Satgas PETI demi keamanan dan kenyamanan masyarakat ia bersama teman-teman TNI, Polri, Dishub, dan Sat Pol PP standby di Pos Pantau Satgas PETI.
"Ya, semuanya akan kita kaji ulang atas permasalahan ini. Mohon maaf kepada masyarakat, ini memang kelalaian saya sebagai ketua satgas," jelas lelaki tersebut yang juga saat ini menjabat Kepala Satuan (Kasat) Polisi Pamong Praja (Pol PP) Muratara itu seraya menyebutkan ia sepenuhnya bertanggung jawab atas persoalan ini.
"Nah, terkait ketiga sopir itu sudah diserahkan ke polres kita," cetusnya.
Sementara itu, Camat Rawas Ulu, Azalika dan Anggota DPRD Muratara, Mahpus ketika diminta tanggapan atas permasalahan ini, hanya memberi jawaban no coment saja. (Man)
Posting Komentar
0Komentar