PRABUMULIH, BS.COM - Di tengah derasnya arus transformasi digital, dan tuntutan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) semakin ketat, PT Perta Samtan Gas Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tampak memilih jalan yang berbeda.
Dimana, alih-alih menuntut vendor memenuhi syarat, perusahaan gas yang beroperasi di Prabumulih ini justru membuka ruang belajar melalui program Coaching Clinic dan Sosialisasi Pengadaan Barang serta Jasa.
Terlebih lagi pelaku Usaha Lokal dan Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM), proses tender biasanya terdengar absurd. Istilah seperti i-Vendor, PADI UMKM, atau bahkan CSMS kerap membuat rekanan kewalahan. Tidak jarang, kegagalan dalam memenuhi persyaratan teknis menjadi penghalang utama untuk bisa bermitra dengan perusahaan besar.
“Tujuan kami sederhana. Memberdayakan vendor lokal agar siap bersaing dan mampu beradaptasi dengan sistem digital,” ungkap Polly Amin Vittonix, Shared Service Procurement PT Pertamina yang hadir sebagai narasumber kepada wartawan ini, Rabu, (20/8/2025).
Program ini dikemas dalam format “Home Clinic” yang interaktif. Peserta tidak sekadar mendengar teori, tetapi juga diajak berdialog langsung dengan pemateri. Ada sesi khusus tentang cara mendaftar sebagai vendor melalui platform PADI UMKM dan i-Vendor, pelatihan terkait Sistem Manajemen Keselamatan Kontraktor (CSMS), hingga penjelasan praktis tentang penggunaan aplikasi invoice digital ce’mala.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Hari Nungroho, i-Vendor merupakan pintu utama bagi kontraktor dan supplier yang ingin bermitra dengan Perta Samtan Gas.
“Kami ingin semua berjalan transparan, adil, dan memberi kesempatan yang sama. Karena itu, pelatihan ini penting agar calon rekanan di Prabumulih bisa mengambil peluang,” imbuhnya.
Lanjutnya, bagi vendor lokal, kesempatan ini ibarat jembatan menuju dunia bisnis yang lebih besar. Rusleni, pemilik Intan Catering, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini.
“Kegiatan seperti ini luar biasa, menambah ilmu, wawasan, dan membuat kami lebih percaya diri untuk ikut dalam ekosistem pengadaan. Pokoknya Perta Samtan Gas is the best,” ucapnya penuh semangat.
Tak jauh berbeda diungkapkan Ardianto, Sekretaris LSM GMPB, yang menilai program ini sangat membantu para pelaku usaha memahami alur bisnis penyediaan barang dan jasa.
“Kami berharap kegiatan positif seperti ini terus berlanjut, dan bahkan melibatkan lebih banyak pihak agar semakin banyak UMKM yang mendapat manfaat,” pesannya.
Apa yang dilakukan Samtan Gas ini, tambahnya, tidak hanya sekadar melancarkan proses pengadaan. Program ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan dampak nyata bagi perekonomian lokal. Dengan pemahaman regulasi, literasi digital, hingga transformasi manajemen keselamatan, para vendor lokal kini memiliki bekal lebih untuk bersaing di era modern sekarang ini. (Ron)
Posting Komentar
0Komentar