MURATARA, BS.COM - Warga Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Napal Licin, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utata (Muratara), Provinsi Sumatera (Sumsel), mengeluh terkait kinerja kepala sekolah mereka.
Setidaknya keluhan tersebut diungkapkan Wali Murid bersama Ketua Komite SMAN Napal Licin. Menurut mereka, kinerja kepala sekolah selama ini kurang pantas dijadikan contoh bagi warga sekolah, khususnya para guru maupun pegawai di lingkungan sekolahan mereka.
Hal tersebut dinilai cukup beralasan. Mengingat, sang kepala sekolah tersebut tak pernah hadir dalam berbagai kegiatan sekolah, termasuk pula kegiatah bersejarah Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-80 Tahun 2025 di sekolahan mereka kemarin.
Dengan tiada kehadiran sang kepala tersebut sudah tentu dinilai berdampak buruk bagi kemajuan sekolah. Terlebih lagi sang kepala sekolah memiliki beban dan tanggung jawab selaku pimpinan di sekolahan tersebut diberikan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemerintah Provinsi Sumsel.
Adapun tugas dan tanggung jawab sang kepala sekolah bukan hanya sebatas memajukan dunia pendidikan saja, seperti di bidang akademik-non akademik siswa, pembinaan guru/pegawai, sarana dan prasarana sekolah, serta fasilitas pendukung demi kemajuan mutu dunia pendidikan di sekolah ini.
"Kami (warga sekolah, red) juga terkadang bingung dengan kepala sekolah setiap kali ada kegiatan tak pernah hadir," keluh Awi Komite SMAN Napal Licin, Jumat, (29/8/2025), dibincangi media ini didampingi sejumlah wali murid di sela-sela gotong royong di sekolah tersebut.
Seperti halnya dalam hal gotong royong perbaikan pagar sekolahan, lanjut dia, kehadiran kepala sekolah tadi pagi sangat diharapkan warga sekolah mereka. Terlebih dengan kehadirannya barangkali saja ada hal ingin disampaikan langsung berkaitan dengan sekolah.
"Entah ada kesibukan apa sang kepala sekolah. Itu pun kalau datang setelah kegiatan berakhir," tambah pria tersebut.
Terkait keluhan jarang hadirnya Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN Napal Licin dalam berbagai acara penting di sekolahan tersebut, juga datang dari para wali murid di sekolah itu. Dikatakan sumber terpercaya, bukan berdampak pada kualitas pendidikan saja, termasuk fasilitas maupun bangunan sekolah kini banyak rusak parah ditambah lagi dengan lingkungan sekolah kotor yang bersemak-belukar.
"Nah, soal munculnya berbagai keluhan yang ada di sekolah oleh warga sekolah bersama wali murid kami. Itu jelas-jelas akibat kurang komunikasi warga sekolah kita dengan sang kepala sekolah yang begitu sulit ditemui," geramnya lelaki paruh bayah itu.
Ia menambahkan, semacam lantai gedung sekolahan kondisi pecah-pecah, water closed (WC) tiada berpintu, tak ada lampu, serta hanya memiliki bak air bekas ember cat dengan tak punya gayung air tersebut dinilai sungguh ironis sekali.
"Ini dunia pendidikan pak. Masa hal sekecil ini saja tidak bisa diselesaikan. Sungguh memalukan sekali. Bagaimana mau maju kalau seperti ini. Kan, kita sudah tahu setiap sekolahan pasti ada anggarannya," sesalnya.
"Kita bayangkan saja kalau siswa-siswi kita hendak buang air besar (BAB), apakah mereka harus menumpang dengan rumah tetangga?. Itu kan tidak mungkin, pak," beber dia.
Oleh karena itulah, ia bersama wali murid lain berharap agar ke depan kepala sekolah terhormat tersebut dapat lebih aktif dalam berbagai kegiatan serta memberikan pelayanan terbaik kepada pelajar sebagaimana mestinya.
"Termasuk pula fasilitas sekolahan sebaliknya pula tolong dipikirkan juga. Itu hal, demi semata-mata kemajuan sekolahan yang muaranya nanti diharapkan dapat bersaing dengan SMA/SMK di luar sana," tutupnya. (Sugi/Man)
Posting Komentar
0Komentar