Hari Ini GMC Lintasi Sejumlah Daerah di Indonesia - BERANTAS SUMSEL

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 26 Desember 2019

Hari Ini GMC Lintasi Sejumlah Daerah di Indonesia


PRABUMULIH, BS.COM -Fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadi hari ini, Kamis, 26 Desember 2019 atau bertepatan dengan 29 Rabiul Akhir 1441 H dan dapat disaksikan seluruh masyarakat Indonesia mulai Pukul 10.34 WIB.

Khusus di wilayah Indonesia selain terjadi Gerhana Matahari Cincin, juga ada Gerhana Matahari Sebagian. Puncak Gerhana diprediksi akan terjadi pada pukul 12.17 WIB, dan akhir gerhana pukul 14.00 WIB.

Secara umum Gerhana Matahari Cincin (GMC) hanya terjadi sekitar 1-2 tahun sekali. Terakhir kali GMC terjadi pada 26 Februari 2017. Dalam enam tahun kedepan GMC diprediksi terjadi pada 26 Desember 2019, 21 Juni 2020, 10 Juni 2021, 14 Oktober 2023, dan 2 Oktober 2024.

Dari semua tanggal itu, hanya 26 Desember 2019 yang dapat disaksikan seluruh masyarakat Indonesia. Fenomena ini tentunya menjadi fenomena yang langka bagi masyarakat Indonesia.

Nah bagi masyarakat Sumsel, ada beberapa daerah GMC ini dapat disaksikan. Diantaranya; Bayunglincir, Sungai Lilin, Sekayu (Muba), Sungsang, Betung, Pangkalan Balai (Banyuasin), Rupit (Muratara), Palembang, Tulung Selapan, Kayu Agung (OKI), Gelumbang, Muaraenim (Muaraenim), Indralaya (Ogan Ilir), Talang Ubi (PALI), Muara Beliti (Musi Rawas), Lubuklinggau, Prabumulih, Tebing Tinggi (Empat Lawang), Bungamas, Lahat (Lahat), Baturaja (OKU), Pagar Alam, Belitang, Martapura (OKU Timur), Muara Dua dan Banding Agung (OKU Selatan).

Khusus bagi masyarakat di wilayah kota Prabumulih, catat waktu penampakan GMC 2 tahunan ini antara lain Mulai gerhana pukul 10.31 WIB, puncak gerhana pukul 12.26, dan gerhana selesai pukul 14.18 WIB dengan total persentase gerhana mencapai 81,8 persen.

Sementara secara keseluruhan waktu GMC di wilayah Indonesia dapat disaksikan antara lain :

Aceh (Sinabang 11.55 WIB, Singkil 12.00 WIB)Sumatera Utara (Sibolga, Pandan, Tarutung 12.04 WIB; Padang Sidempuan, Sipirok 12.06 WIB; Gunung Tua 12.07 WIB, Sibuhuan 12.08 WIB)Riau (Pasir Pengaraian 12.10 WIB, Dumai 12.14 WIB, Bengkali dan Siak Sri Indrapura 12.16 WIB; Selat Panjang 12.19 WIB) Kepulauan Riau (Tanjung Pinang 12.26 WIB, Tanjung Balai Karimun 12.21 WIB, Batam 12.24 WIB, Bandar Seri Bentan 12.26 WIB)Kalimantan Barat (Mempawah dan Singkawang 12.42 WIB, Sambas 12.43 WIB, Bengkayang 12.42 WIB, Putussibau 12.55 WIB)Kalimantan Timur (Tanjungredep 13.10 WIB)Kalimantan Utara (Tanjungselor 13.10 WIB)

Durasi cincin terlama di Selat Panjang selama 3 menit 40 detik. Sedangkan durasi gerhana terlama di Bengkalis selama 3 jam 51 menit 24,7 detik.

Selain dari wilayah di atas, masyarakat dapat melihat Gerhana Matahari Parsial

Sementara itu, Gerhana Matahari Cincin pada dasarnya tidak bisa dilihat secara mata telanjang. Maka dari itu, diperlukan kacamata pelindung.

Saat sinar UV masuk ke mata, sinarnya akan difokuskan oleh lensa dan diserap oleh retina yang berada di belakang mata. Setelah diserap oleh retina, sinar UV menghasilkan radikal bebas yang mulai mengoksidasi jaringan di sekitar mata. Hasilnya, sel batang dan sel kerucut pada retina akan rusak.

Kondisi inilah yang dinamakan dengan retinopati surya, yang akhirnya memicu kerusakan mata secara permanen. Maka dari itu sangat disarankan untuk menggunakan kacamata khusus saat melihat gerhana matahari cincin.

Kacamata pelindung untuk melihat gerhana matahari cincin pun tidak sembarangan. Kacamata itu baiknya menggunakan bahan sejenis kromium atau alumunium agar dapat melemahkan pancaran radiasi inframerah.
“Disarankan untuk melihat matahari yang aman itu gunakan peralatan yang memang bisa menyerap sinar matahari secara efisien, yaitu menggunakan kacamata matahari yang bisa menyerap sampai dengan 100 ribu kali atau filter ND5,” ujar Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin.

Terlebih Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengajak masyarakat belajar sains saat Gerhana Matahari Cincin. Karena itu LAPAN menyelenggarakan berbagai kegiatan di lokasi strategis melihat fenomena alam ini, yaitu Kabupaten Siak, Kampung Bunsur, Riau dan Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
“Kegiatan yang akan dilakukan antara lain pengamatan GMC dan edukasi keantariksaan. Untuk melakukan pengamatan LAPAN akan berkolaborasi dengan astronom, ilmuwan di bidang keantariksaan dan komunitas astronomi (dalam dan luar negeri). Pengamatan ini untuk melihat pengaruh fenomena gerhana matahari cincin ke Bumi,” tutur Kepala Bagian Humas LAPAN Jasyanto dalam siaran persnya.

Sedangkan untuk kegiatan edukasi keantariksaan, LAPAN akan menghadirkan mini planetarium, talkshow seputar fenomena gerhana matahari cincin, pameran hasil litbang LAPAN, pemutaran film sains dan sosialisasi ke beberapa sekolah dan perguruan tinggi.

Selain itu, LAPAN juga berkolaborasi dengan Ristekdikti untuk menghadirkan workshop teropong lubang jarum untuk 100 peserta serta pameran fotografi gerhana matahari dan camera obscura.

Untuk yang di Jakarta, Planet dan Observatorium pun memfasilitasinya. Acara digelar di Plaza Teater Jakarta, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki pada Kamis, 26 Desember 2019 mendatang. Pengamatan umum Gerhana Matahari Parsial itu digelar mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.

Kegiatan pengamatan Gerhana Matahari Cincin juga dilangsungkan di Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya di Pusat Peragaan IPTEK (PP-IPTEK). Acara dimulai pada pukul 10.30 hingga berakhir 14.30 WIB. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here