Minta Sumbangan Sukarela Smanda Event, Walid Murid Ngeluh - BERANTAS SUMSEL

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 29 Agustus 2023

Minta Sumbangan Sukarela Smanda Event, Walid Murid Ngeluh



PRABUMULIH, BS.ID - Dalam waktu dekat atau tepatnya pada pertengahan Oktober mendatang, SMAN 2 Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ini, akan menggelar, yakni Smanda Event, bagi siswa mereka.


Namun, sebelum hajatan besar rutin dilaksanakan setiap tahun oleh pihak sekolah tersebut. Dimana, telah menuai kritik, pro dan kontrak. Itu hal datangnya dari para wali murid terkait sumbangan sukarela, yang sekolahan tersebut berada di Jalan Lintas Raya Prabumulih-Baturaja, Kelurahan Tanjung Raman, Kecamatan Prabumulih Selatan.


Menariknya lagi, sumbangan sukarela demi terlaksananya kegiatan tersebut dengan mematoki Rp 150 ribu per wali murid atau per siswa. Dan, sementara ini, diakui sejumlah wali murid kondisi perekonomian mereka sekarang dalam keadaan susah. Jangankan buat sumbangan, dan bahkan guna memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga cukup sulit, khususnya para wali murid yang tak mampu membayar sumbangan itu.


Bukan itu saja, selain sumbangan sukarela dipatokan para pengurus Orientasi Siswa Intra Sekolah (SMAN) 2, selaku leding sektor pelaksana Smanda Event 2023 tersebut. Juga sebaliknya wali murid dibebani dengan sumbangan buat pembelian jaket dengan total Rp 180 ribu per siswanya.

"Ya, kita dapat form terkait dukungan pelaksanaan Smanda Event SMAN itu. Di form yang kita terima, itu sumbangan sukarela. Tapi, kok dipatoki Rp 150 per siswa. Ini adalah pungutan liar (pungli) namanya," ujar salah satu wali murid tersebut yang namanya enggan disebutkan, kepada media ini, Senin (28/8/2023), yang saat ini juga Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Prabumulih.


Ia menambahkan, terlebih lagi soal pengelolah pendanaan kegiatan itu diserahi pihak sekolah kepada pengurus OSIS.  Sementara itu, pembina OSIS serta dewan guru dalam hal ini hanya pengawasan saja. Nah, apakah hal itu tak menyalahi aturan. Sedangkan yang dikelolah ini adalah uang. Kali saja berapa uang diterima pengurus OSIS dengan siswa sekitar 500-an itu.

"Kalau terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan dari dana terkumpul nanti. Siapa yang akan bertanggung jawab. Sungguh aneh," keluh pria tersebut asal warga Kelurahan Muara Dua Kecamatan Prabumulih Timur, yang anaknya bersekolah di SMAN 2 Kelas X2 itu.


Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Prabumulih, Eva Yusnita MPd melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan (Waka Kesiswaan) Ahmad Koryani ST, MM tak menampik pertengan Oktober nanti akan melaksanakan smanda event bagi ratusan murid di sekolahnya.


Dimana, diakui Koryani, sapaan akrabnya, semua kegiatan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pengurus OSIS dan telah usai dilakukan musyarawah antara pengurus bersama murid dari kelas X, XI dan hingga kelas XII.

"Apalagi kegiatan ini kemauan dari mereka (siswa, red) kita sendiri. Mengingat terakhir 2019 kita tiada melaksana kegiatan akibat Pandemi Virus Corona (Covid-19). Nah, sejak e-pandemi. Barulah kami adakan kembali sekarang ini," ungkapnya, dikonfirmasi terpisah, media ini, Selasa (29/82023), di sekolahnya.


Ketika disinggung keluhan wali murid kegiatan Smanda Event ke-10 tahun di SMAN 2 menyakut pelaksanaannya menjadi tanggung jawab pengurus OSIS di sekolahnya. Diakuinya, itu hal sudah sesuai dengan aturan yang ada maupun fungsi dari OSIS itu sendiri. Mulai dari rencana kegiatan, mencari anggaran, pelaksanaan dan sampai selesai kegiatan tersebut.

"Yang sekaligus mengajari pengurus OSIS kita tata cara berorganisasi, menjadi pemimpin dan bahkan berkomunikasi yang baik, buat mencari sponsor-sponsor kegiatan di luar sana," beber lelaki berkulit kuning langsat itu.


Lanjutnya, menyangkut sumbangan sukarela Rp 150 tersebut tidak diharuskan seperti yang disampaikan pengurus OSIS-nya. Hanya saja, disini terdapat mis komunikasi. Karena namanya anak-anak masih belajar dalam penyampaian tutur bahasa. Sehingga siswa/wali murid kemungkinan salah menanggapi hal itu.

"Dalam form itu sudah jelas tidak ada paksaan untuk menyumbang. Kalau mampu dan tidak mampu, ya coret setuju/tidak setujuh dengan dibumbuhi tanda tangan orang tua di surat pernyataan itu. Toh, yang tidak setuju tetap ambil bagian dalam event besar tahunan ini," terangnya seraya menyebutkan sumbangan tersebut berlaku diperuntukkan bagi siswanya setuju dan tiada setuju itu.

"Nah, sedangkan soal pembelian seragam jaket bagi murid yang mau saja. Sama halnya dengan bantuan sumbangan itu," tutupnya hasil dari kegiatan tersebut ada laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari pengurus OSIS kepada pihaknya. (BN)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here