Foto Ist : BS
// Harap Media Sampaikan Keluhan Warga ke Pemerintah Pusat
MURATARA, BS.COM - Berdasarkan hasil kesepakatan ribuan warga bersama Anggota DPR RI, H Fauzi Amroh saat aksi demo kemarin, ia berjanji segera mungkin mengeluar alat berat dengan terjun langsung bersama Satgas PETI, Rabu, (6/7), ke lokasi Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), mendapatkan jempolan dari masyarakat.
Dimana, puluhan mobil ditumpangi ratusan personel gabungan Satuan Petugas (Satgas) PETI, sekitar pukul 15.00 WIB dari kabar burung beredar benar adanya petugas tersebut mendatangi satu persatu titik-titik lokasi aktivitas tambang tersebar di sejumlah wilayah di Kecamatan Ulu Rawas tersebut.
Dengan demikian, warga sejumlah desa pun menyaksikan langsung pada hari ini iring-iringan laju mobil Satgas PETI tersebut berharap dalam hati kecil mereka agar fungsi dan tugas pokok dari satgas sendiri dapat dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga Air Sungai Rawas tercemar dampak aktivitas tambang nanti dapat kembali jernih seperti sediakalahnya.
Namun, disisi lain ada juga sebaliknya pula warga menilai sekaligus mengkritik keras atas Inspeksi Mendadak (Sidak) Satgas PETI gabungan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Musi Rawas Utara ke Ulu Rawas tersebut.
Itu hal menurut sebagian warga cukup beralasan. Dimana, kedatangan petugas tersebut bukannya turun ke lokasi titik tambang yang dimaksud. Justru, mereka menyambangi rumah kepala desa (kades) yang wilayah ikut terlibat dalam aktivitas penambangan ilegal melawan hukum itu.
Selain itu, menurut seorang warga Napal Licin menjadi saksi bisu kemunafikan dari satgas guna mengelabui ribuan massa pendemo jilid tiga PETI kemarin tersebut. Mereka juga membakar sebuah bok tambang tidak bertuan sudah rusak parah di salah satu lokasi desa penambangan itu. Seakan-akan mereka sudah dinilai warga sudah menjalani tugas dan tanggung jawab mereka dilapangan sebagaimana mestinya.
Pembakaran bok tersebut diduga dijadikan video, maupun gambar, lanjut pria tersebut, cuma sebagai laporan keatasan bila diperlukan. Artinya, kata dia, Itupun bukti dokumentasinya mungkin dijadikan bahan konsumsi sesama mereka saja alias tidak disebarluaskan kepada khalayak umum.
Terlebih lagi, diakui saksi bisu warga Napal Licin (45), terjun langsung tadi sore menyaksikan perbuatan pembohongan satgas terhadap publik tersebut. Ia menduga terkait permasalahan PETI dari awal pertama kali demo sampailah kejilid tiga, yang mana seperti dilihat bersama hari ini Satgas PETI turun gunung ke Ulu Rawas, dan hasil kerja mereka sejauh ini sedikit pun belum terlihat tanda-tanda berpihak kepada masyarakat. Jelas, itu hal diduganya, semua sudah diatur serapi mungkin oleh oknum-oknum memiliki kepentingan pribadi dan kelompok di-PETI ini.
"Tadi mereka (Satgas PETI) itu datang ke Ulu Rawas bukan kroscek ke lokasi penambang. Malah, justru ada yang ke rumah kades, ada duduk di warung, ada juga duduk disana-disini. Habis itu, mereka bakar bok PETI, dan tak lama kemudian terus mereka putar balik ke belakang," keluhnya pria tersebut yang merasa kekecewaan terhadap satgas yang menjadi ujung tombak atas menyelesaikan permasalahan dikeluhkan rakyat banyak ini.
"Padahal, harapan kami warga dengan sidak besar-besaran ke lapangan sekaligus penindakan tegas dari para satgas mengeluarkan alat-alat itu. Permasalahan ini akan selesai jadinya. Ah, tahu-tahunya hanya sebatas himbauan semata ke para kades. Hasilnya nihil. Jadi, kemana lagi tempat mengadu rakyat kecil tertindas seperti kami ini," akunya.
"Tolonglah pak presiden, pak kapolri. Bantulah kami warga Ulu Rawas dan Rawas Ulu yang tertindas dari oknum-oknum PETI demi memikirkan perutnya sendiri," lirih dia, kepada media ini, Rabu, (6/8/2025).
Tak jauh berbeda dikeluhkan Evi (44). Dirinya ikutan kroscek ke lokasi terkait tambang emas ilegas tersebut bersama petugas hanya sebatas di Desa Muara Kulam saja. Menurutnya, dalam pertemuan bersama satgas tersebut sempat mengundang seluruh Kepala Desa (Kades) Ulu Rawas berkenan hadir mengikuti rapat di Kantor Kecamatan Rawas Ulu. Namun sangat disayangkan, kepala desa tersebut tidak dapat hadir dengan alasan perbedaan wilayah kecamatan.
Dengan alasan tersebut itulah, ia menambahkan, akhirnya H Fauzi Amroh memerintahkan Satgas PETI cek ke lokasi penambangan emas ilegal yang ada. Dikatakannya, Anggota DPR RI, H Fauzi Amroh tidak turut hadir bersama satgas cek lokasi tambang itu.
"Nah, setahu saya yang berangkat ke lokasi itu perwakilan warga, Anggota DPRD Muratara, Mahpus," tutur seorang ibu ruma tangga (IRT) berasal dari Surulangun saat dikonfirmasi media ini lewat telpon pribadi miliknya.
"Selain itu, petugas satgas juga didampingi waka kapolres, kepala desa bersama perangkatnya sempat ke lokasi tambang milik Len, yang sudah lama tidak aktif digunakan. Nah, disana, satu buah bok sempat dibakar petugas satgas, sebagai bukti dan peringatan keras buat para penambang ilegal. Selanjutnya, petugas dan bersama yang lainnya putar palak balik alias keluar dari lokasi Desa Napal Licin," timpal pria berinisial SG seorang warga berdomisili di Desa Napal Licin tersebut.
Masyarakat juga binggung dari awal munculnya ke permukaan soal Air Sungai Rawas keruh bak kubangan kerbau sejak beberapa bulan terakhir, dan begitu juga sebaliknya ribuan warga usai ketiga kali menggelar aksi demo protes keras tercemar air tersebut dampak aktivitas tambang emas tanpa izin di Ulu Rawas. Menariknya, berita-berita menyangkut PETI ini tidak dapat menjangkau hingga ke nasional. Padahal, harapan masyarakat berita tersebut juga dinilai seharusnya perlu juga sebaliknya diketahui pejabat-pejabat tinggi negara terkait ditingkat pusat.
"Nah, pantauan saya dilapangan dari awal berdemo hingga terakhir kemarin, Selasa, 5 Agustus 2025. Tak ada satupun berita ini disiarkan langsung stasiun televisi nasional dari lokasi kejadian. Seingat saya, ada satu TV swasta saja pada saat itu menyiarkan terkait pemberitaan ini. Itu pun di demo kali pertama. Selebihnya, kedua, sama ketiga sama sekali tidak terdengar lagi saya Infonya. Ini sebenarnya ada apa dengan teman-teman media kita?," tanya Bay (38), warga Dusun 4 Desa Sungai Baung tersebut.
"Apalagi inj sudah tugas dan kewajiban kawan-kawan semua. Seharusnya hal ini perlu diviralkan dimedia resmi TV, cetak, online, dan media lainnya. Ini ko, justru dijadikan masyarakat sebagai lelucon kreator saja. Tolonglah, para wartawan-wartawan kami sangat mengharapkan sekali bantuan pemberitaan kalian soal PETI sampai terketuk hatinya pemerintah pusat terkait keluhan serius masyarakat kami. Karena mengandalkan satgas yang ada, ya percuma saja hasilnya tidak ada sama sekali," pintahnya lelaki asal Kecamatan Rawas Ulu didampingi sejumlah warga lain sebagainya seraya menyebutkan kalau tidak ada perhatian serius dari pemerintah pusat mengatasi persoalan belarut-larut ini. Maka, habis dan hancur lemburlah isi bumi di daerah Kecamatan Ulu Rawas yang dicintai bersama ini.
Sementara itu, Ketua Satgas PETI Sungai Rawas, Sumedi ketika disinggung media ini menyangkut perkembangan hasil dari kroscek ke lokasi tambang emas ilegal oleh satgas tersebut. Sampai berita ini diterbitkan belum memberikan tanggapan. Padahal, hand phone (HP)-nya dalam keadaan aktif. (Man)
Posting Komentar
0Komentar