PALEMBANG, BERANTASSUMSEL
COM - Dalam pencegahan peredaran narkoba, hukum memang harus menjadi garda terdepan. Namun, yang paling mujarab untuk menyelamatkan generasi muda Sumatera Selatan dan Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) adalah dengan pendekatan agama.Pernyataan itu diungkap Gubernur Sumatera Selatan Periode 2018-2023, Herman Deru, saat menghadiri acara Launching Rumah Tahfidz Ash Sholihin di Komplek MAN 3 Kota Palembang, Senin 15 Oktober 2018 lalu.
"Ide-ide berlian seperti ini, harus dipelihara tanpa batas. Kita tahu, bagaimana sudah diungkapkan sebelumnya oleh bapak kakanwil tentang narkoba. Benteng yang paling bagus adalah hukum, tentu menjadi garda terdepan. Tetapi, pencegahan yang paling mujarab adalah melalui agama," ujarnya.
Dia menjelaskan, orang-orang yang mengkonsumsi narkoba, bukan tanpa alasan. Menurut Mantan Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur itu, mereka yang mengkonsumsi narkoba adalah orang-orang yang tidak mampu menghadapi persoalan hidup.
"Sejak kecil kita sering diajarkan, ketika upaya kita sudah maksimal, kita kembalikan semuanya kepada Allah SWT. Kita kembalikan keajaran agama kita. Saya mengajak masyarakat Sumatera Selatan untuk kembali keagama jika masalah tidak teratasi oleh kita. Jika tidak teratasi oleh kades, bupati atau walikota, dan gubernur, maka kembalikan kepada Allah, Allah SWT yang akan menyelesaikan itu semua," kata Herman Deru yang disambut dengan tepuk tangan audiens yang hadir.
Dengan adanya Rumah Tahfidz ini, dirinya merasa bangga. Karena, apa yang telah dilakukan masyarakat, sesuai dengan visi serta misi pasangan Herman Deru dan Mawardi Yahya, yakni Satu Desa Satu Rumah Tahfidz.
"Hari ini, saya sebagai Gubernur Sumatera Selatan, merasa bangga. Peristiwa ini sangat bersejarah bagi Sumatera Selatan, bahwa kita punya Pusdiklat dan Rumah Tahfidz. Walau sebenarnya, dibeberapa titik juga ada, tapi tumbuh seadanya," ungkapnya.
Kedepan, masih kata Herman Deru, dirinya akan menghimbau untuk menerapkan syarat bisa membaca Al Quran dalam setiap seleksi kepemimpinan.
"Saya ingin menghimbau, nantinya untuk setiap seleksi kepemimpinan, yang muslim harus bisa membaca al quran. Kalau dia mengaku Islam, tentu harus. Kalau dia mengaku agama lain, silahkan sesuai agamanya. Saya juga ingin mendorong, semua perusahaan yang punya CSR, untuk mengiris dananya guna kepentingan agama. Bukan hanya sekedar membuat monumen, tapi gerakannya," harapnya. (Bakron)
Posting Komentar
0Komentar