Cempedak Cuma Dihargai Pedagang 10 Ribu Perbuah - BERANTAS SUMSEL

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 14 Januari 2019

Cempedak Cuma Dihargai Pedagang 10 Ribu Perbuah


Tampak Edi Kari alias Apak Pedagang Kali Lima (PKL) buah cempedak di sebelah Coffe and Me Jalan Padat Karya, Kelurahan Gunung Ibul Kota Prabumulih, Senin (14/1/2019) tengah menjajahkan dangangannya.

PRABUMULIH, BS.COM - Selain durian, manggis dan duku buah musim tahunan yang tengah menjamur dijual para pedagang di Kota Prabumulih. Tak terkecuali juga, buah cempedak ikutan menjadi sasaran masyarakat dalam memburuh buahan tahunan tersebut.

Meskipun cempedak terbilang cukup mahal. Yang dimana harganya sekarang Rp 10 hingga 15 perbuah. Namun, hal itu tidak menyurutkan niat mereka untuk membeli buah yang rasanya harum manis dan lunak ini.

Apalagi mengingat, tahun ini memang keberadaan buah bulat, panjang dan berisi kuning dinilai cukup minim dijual baik dipasaran atau pun di Pedagang Kaki Lima (PKL) diberbagai sudut jalan di Kota Seinggok Sepemunyian.
"Adapun harga cempedak kita jual Rp 10-15 perbuah, yang cempak ini berasal dari daerah Pendopo, Kabupaten PALI," ujar Edi Kari (55), salah satu PKL Jalan Padat Karya, Kelurahan Gunung Ibul (GI) Kecamatan Prabumulih Timur ketika dibincangi Berantassumsel, Senin (14/1/2019).

Menurut pria yang biasa disapa Apak, harganya diberikan sudah terbilang cukup murah. Artinya, ia hanya mengambil keutungan Rp 1000 setiap buahnya.
"Yang terpenting, kualitas buahnya bagus dan tak membohongi mereka (pelanggan, red) kita," ungkapnya ayah 4 anak dan 3 cucu ini suami dari Suryani seraya mengatakan warung cempedaknya berada di sebelah coffe and me.

Tak jauh berbeda yang diungkapkan Suryani PKL lainnya. Bermacam-macam buah yang dijual di warong miliknya seperti jeruk, apel, semangka, pisang, kelengkeng, manggis, mangga, buah naga, keranji dan melon.
"Itu semua yang kita jual berguyur dibeli pelanggan meski kini kondisi musim penghujan," terangnya

Dikatakannya, hal itu cukup beralasan. Karena buah-buahan tersebut sekarang sudah menjadi makanan pokok warga, sama halnya dengan membeli beras.
"Jadi terkadang konsumen kita tak bisa membeli sekilo, ya setengah kilo pun juga kita kasihkan," kata dia.
"Nah, buah apel kita jualkan satuan, misalnya. Oleh karena kita kasihan kepada pembeli/konsumsen itu," tukas barang yang dijual di warung miliknya tak diragukan lagi kualitasnya. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here